Kamis, 29 September 2011

Fraud Examination : Penipuan Aset Non Kas Skema

Sumber :
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&tl=id&u=http%3A%2F%2Fthetruthaboutbusiness.blogspot.com%2F2010%2F03%2Fnon-cash-asset-fraud-schemes.html

Pekerjaan penipuan dan penyalahgunaan datang dalam berbagai bentuk. Salah satu bentuk penipuan kerja disebut misappropriations aset. Penyalahgunaan aset, seperti yang didefinisikan oleh Panduan Idiot Lengkap untuk penipuan, Penipuan, dan Kontra, adalah, "ketika karyawan Anda mengambil aliran Anda pendapatan dan mengalihkan sebagian dari itu ke dalam kantong mereka sendiri." ( Swierczynski, 2003 )

aset dapat dibagi menjadi dua silo yang berbeda, kas dan aset non tunai.Menurut survei Penipuan Nasional 2006, yang dilakukan oleh Asosiasi Penguji Penipuan Bersertifikat (ACFE), menyatakan bahwa aset tunai memiliki frekuensi yang lebih tinggi dari 87,7% misappropriations dengan semua misappropriations aset.  Meskipun misappropriations kas lebih sering maka aset non tunai, non tunai skema aset lebih mahal untuk perusahaan.

ACFE juga menyatakan bahwa aset tunai kerugian rata-rata adalah $ 150.000 dolar membandingkan bahwa untuk aset non kas pada $ 200.000 dolar. ( ACFE, 2006 ) skema dapat dipecah menjadi lima kategori lima kategori yang penyalahgunaan, pencurian disembunyikan, permintaan aset dan transfer, pembelian dan menerima skema, dan pengiriman penipuan.. Dari lima kategori non-tunai misappropriations skema, saya akan mengambil melihat lebih dekat ke dalam skema pencurian disembunyikan dan bagaimana mereka dapat dicegah.

Pencurian disembunyikan adalah salah satu jenis yang paling dasar dari pencurian sebagai karyawan hanya berjalan keluar dengan aset perusahaan tanpa berusaha menutupi buku akuntansi atau catatan.  Seperti yang Anda dapat mengasumsikan, pencurian persediaan perusahaan bisa sangat mahal bagi pengusaha. Jika skema pencurian sedang berlangsung terjadi tanpa disadari selama periode waktu, kerusakan dapat dengan mudah diperkirakan dalam jutaan Satu cerita seperti pencurian disembunyikan yang pergi tak ketahuan selama lima tahun biaya satu New York toko perhiasan berdasarkan sekitar $ 3 - $ 12 juta dolar dari kehilangan persediaan. ( Huff, 2009 ) ( Huff, 2009 )

Teresa Tambunting bekerja untuk toko perhiasan selama lebih dari dua puluh delapan tahun dan dianggap menjadi karyawan dipercaya. Namun, di suatu tempat di sepanjang jalan Teresa punya jari-jari lengket. Selama lima tahun terakhir bahwa Teresa dipekerjakan dengan perusahaan perhiasan dia mulai beberapa barang perhiasan ke dalam tasnya saat ia berjalan keluar.Selama rentang waktu lima tahun, Teresa mengumpulkan gunung emas dengan sabar melaksanakan skema nya satu emas nugget pada suatu waktu.

Dari sudut pandang penipu, masalah utama dengan pencurian disembunyikan adalah tidak adanya memasak buku atau memanipulasi catatan untuk memperhitungkan persediaan hilang. Akhirnya, toko menyadari bahwa antara $ 3 dan $ 12 juta dolar persediaan yang hilang dan melakukan investigasi.  Teresa kembali satu koper penuh perhiasan, sementara pihak berwenang menemukan lagi £ 447 dari emas di rumahnya.  Seperti yang Anda lihat, pencurian disembunyikan bisa sangat mahal untuk majikan tak terduga.

Perusahaan dimasukkan ke dalam banyak kerja keras untuk memproduksi dan stok persediaan untuk perusahaan mereka dan pelanggan. Ini juga harus penting untuk tidak membiarkan orang berjalan-off dengan persediaan bekerja keras. Joseph T. Wells, CFE adalah seorang penulis terkenal pada penipuan dan Mr Wells memiliki beberapa ide mengenai bagaimana Anda dapat mencegah dan mendeteksi pencurian non-kas aset. (Wells, 2008) (Wells, 2008)

Pertama, pemisahan tugas antara Penggantian, pembelian, dan menerima harus dipertahankan.  Pemisahan lebih lanjut dari tugas akan mencakup hutang dengan piutang dan pembelian. Pemisahan tugas ini ditetapkan di tempat untuk membuat lebih sulit bagi seorang karyawan untuk melakukan penipuan tanpa harus menyertakan kaki tangan.

Keamanan fisik adalah cara lain untuk menghentikan pencurian inventaris perusahaan Anda. Menjaga persediaan perusahaan di balik pintu yang terkunci akan menjaga sebagian besar karyawan dari yang mendapatkan akses dapat tetap menjaga persediaan log pada semua personel yang memiliki akses akan menyediakan Anda dengan daftar karyawan menyelimuti persediaan tidak pergi hilang.  Jika karyawan percaya bahwa ada kesempatan yang tinggi bagi mereka untuk ditangkap, karyawan akan kemungkinan besar tidak melakukan penipuan menurut Richard C. Hollinger dan studi Hollinger-Clark. (Wells, 2008) (Wells, 2008)

Untuk mengeksploitasi teknik persepsi, instalasi kamera pengintai dapat ajudan dalam pencegahan dari pencurian persediaan. Kamera keamanan tidak harus disembunyikan tetapi ditempatkan di tempat yang dominan bagi semua untuk melihat.  Untuk mencegah hilangnya persediaan selama jangka waktu, Anda harus melakukan penghitungan fisik persediaan secara sering untuk menentukan apakah sistem pengendalian persediaan Anda adalah sama dengan perhitungan fisik persediaan Anda.

Garis hidup perusahaan Anda terletak dalam kesehatan inventaris Anda. Ketika karyawan Anda mulai untuk mencuri dari persediaan Anda, perusahaan perlahan-lahan akan menjadi sakit sebagai keuntungan yang hilang. Untuk menjaga agar perusahaan sehat kontrol internal yang tepat yang memungkinkan Anda untuk mencegah dan mendeteksi non-tunai skema aset dari terjadi akan membantu menjaga dokter perusahaan pergi.
Reference Referensi

 Prinsip edisi Penipuan Pemeriksaan 2. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc

Rabu, 28 September 2011

Kasus Transformasi Organisasi 2

Dampak Teknologi Informasi Terhadap Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : http://dikdiksalehsadikin.wordpress.com/dampak-teknologi-informasi-terhadap-struktur-organisasi-perusahaan/

Pendahuluan

Selama lebih dari 25 tahun terakhir, perekonomian dunia telah mengalami transisi dari ekonomi industri menuju ke ekonomi informasi. Dekade-dekade akhir abad ke-20 ini adalah masa yang sangat penting. Inilah kurun waktu yang menurut Alvin Toffler sejajar dengan masa awal Revolusi Industri. Jaman baru kehidupan manusia telah dimulai dengan revolusi di bidang informasi sehingga pada dekade dan milenia kemuka, faktor informasi , bukan seperti tanah dan modal yang akan menjadi pendorong penciptaan kekayaan dan kemakmuran. Di dalam perekonomian yang demikian, organisasi saling bersaing berdasar kemampuan di dalam memperoleh, memanipulasi, menginterprestasi, dan menggunakan informasi secara efektif. Hanya organisasi yang kompetitif di bidang informasi yang bakal keluar sebagai pemenang (McGee et.al, 1993).
Revolusi informasi menyebabkan proses globalisasi berlangsung semakin cepat, dan mempunyai berbagai dampak pada kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi informasi dunia semakin tidak mengenal batas antar negara dengan negara lainnya (borderless) dalam hal ini teknologi informasi telah mengaburkan batas-batas organisasi, pasar , dan masyarakat, mempersingkat batasan ruang dan waktu, serta menyederhanakan kompleksitas.
Teknologi Informasi telah mengubah cara kerja manusia, mulai dari cara berkomunikasi, cara memproduksi, cara mengkoordinasi, cara berpikir dan perubahan-perubahan besar telah terjadi, melalui pemanfaatan teknologi informasi di dalam berbagai sistem bisnis dan organisasi.
Lingkungan bisnis yang berubah dengan pesat sebagian besar disebabkan oleh penemuan dan implementasi teknologi informasi.

Dampak Teknologi Informasi terhadap Lingkungan Bisnis

Teknologi Informasi telah mampu mengubah lingkungan bisnis menjadi dinamis dan turbulent yang berinteraksi dengan perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan transformasi bisnis dan organisasi. Berbagai studi dan penelitan telah menghasilkan rerangka untuk menjadi pedoman bagi bisnis dalam menyikapi dengan sebaik-baiknya teknologi tersebut.
Hammer dan Champy (1993), pencetus Bussiness Process Reengineering (BPR) yang akhir-akhir ini sangat populer, menegaskan bahwa teknologi informasi merupakan enabler yang tidak mungkin diabaikan oleh perusahaan yang akan menjalankan Bussiness Process Reengineering. Hammer dalam buku terbarunya bahkan mensinyalir bahwa lebih dari 90 persen perusahaan yang Bussiness Process Reengineering-nya tidak berhasil disebabkan oleh kesalahan tidak mengimplementasikan teknologi informasi sebagai enabler.
Memasuki dasawarsa 90-an ada dua teknologi yang terasa mewarnai lingkungan bisnis adalah teknologi informasi dan perancangan kembali proses bisnis (Davenport, 1990 dan 1993) dan Perkembangan teknologi informasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai perubahan tatanan hubungan bisnis sekarang. (Shanti, 1996).
Kalau diamati sejarah perkembangan organisasi, perkembangan teknologi ini telah pula membawa perubahannya secara pasti. Tahun 1970 kita hidup dengan organisasi berbentuk vertikal yang sangat sentralistis, terstruktur dan mengarah kepada pendekatan top-down. Tahun 1980-an, banyaknya kegiatan menuntut pelibatan yang lebih luas dari unsur-unsur organisasi yang tidak ditampung oleh organisasi vertikal. Muncullah organisasi matriks, lalu berkembanglah organisasi berbentuk horizontal dan jejaring dengan variasi menuju ke bentuk virtual (maya) dengan fokus pada pemberdayaan personilnya.
Bisnispun mengalami muka baru agar selamat keluar dari perubahan dalam Ekonomi digital ini. Maka perkembangan teknologi informasi telah memberikan pengaruhnya sehingga muncul bisnis antarjejaring (internetworked bussiness). Ini berbeda sekali dengan keadaannya pada abad ke-20 bisnis antarjejaring dilandasi dari internetworked enterprise konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Alliance for Converging Technologies.
Studi mengenai teknologi informasi yang cukup banyak dilakukan adalah akibat teknologi tersebut pada organisasi. Pakar manajemen Peter F. Drucker membandingkan perubahan organisasi dengan kontinum organisasi tahun 1870 dengan organisasi masa depan. Organisasi dengan ciri komando dan pengendalian yang disatukan oleh kulitnya. Perusahaan yang sekarang ini mulai muncul diorganisir di sekitar sebuah kerangka : informasi, keduanya merupakan sistem pengintegrasian dan artikulasinya (Drucker, 1995).
Penggunaan teknologi informasi sebagai enabler BPR. Banyak yang tidak menyadari bahwa BPR tersebut merupakan akibat dari perkembangan teknologi informasi (Hammer dan Champy, 1993).
Pengamatan yang dilakukan oleh Nolan dan Croson (1995) bahwa akibat perkembangan teknologi informasi akan terjadi transformasi organisasi secara besar-besaran yaitu suatu penghancuran kreatif entitas yang tua, hirarkis, dan fungsional dengan penggantinya, yaitu jaringan yang baru, fleksibel, dan dimampukan oelh teknologi industri. Mereka juga merekomendasi enam tahap blue-print untuk memanajemen transformasi dari prinsip-prinsip ekonomi industri lama ke prinsip-prinsip yang baru. Enam tahap tersebut adalah : pertama, downsize ; kedua, seek dynamic balance dengan mendistribusikan aliran kas bebasnya ke pemegang saham ; ketiga, kembangkan strategi akses pasar ; keempat, menjadi customer driven ; kelima, kembangkan strategy market foreclosure ; dan terakhir adalah pursue global scope.
Model transformasi organisasi yang diakibatkan oleh teknologi informasi ditawarkan juga oleh Henderson dan Venkatraman (1994). Dalam model yang di sebut dengan strategic alignment, model tersebut mempunyai empat domain pilihan stratejik : bussiness strategy, organizational infrastructures and processes, information technology strategy, dan information technology strategy and processes.
Bussiness Process Reengineering
Reengineering merupakan pemikiran kembali dan perancangan kembali secara lengkap terhadap proses bisnis yang fundamentalis untuk memperbaiki kualitas produk dan jasa yang dihasilkan. Perusahaan akan mempersingkat aliran-aliran proses-proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dengan menggunakan teknologi informasi. Teknologi informasi adalah faktor kritis dalam reengineering sistem-sistem dalam perusahan.
Hammer dan Champy mengemukakan empat elemen sebagai prinsip-prinsip reengineering, yaitu orientasi, ambisi, pengubahan peraturan, dan penggunaan secara kreatif teknologi informasi. Prinsip ambisi dan pengubahan peraturan bukanlah sesuatu yang baru dalam inovasi manajemen. Prinsip orientasi pada proses dan penggunaan teknologi informasi merupakan gagasan yang relatif baru dalam pembentukan struktur organisasi. Dekomposisi bisnis dengan proses-proses yang cross-functional merupakan aspek penting dan reengineering dan mempunyai pengaruh besar terhadap struktur organisasi dan pengembangan sistem informasi.
Teknologi informasi informasi berperan sebagai katalisator untuk pembentukan dan penyusunan kembali organisasi. Sebelumnya, teknologi informasi pada dasarnya melaksanakan struktur-struktur dan peraturan-peraturan bisnis yang ada, sehingga hanya memainkan peran yang pasif memperkuat struktur bisnis yang ada. Dalam reengineering, teknologi informasi berperan aktif sebagai agen perubahan secara dramatis untuk memperoleh perbaikan yang radikal kinerja organisasi, baik dalam kualitas, biaya, pelayanan, dan kecepatan. Teknologi baru yang sangat berarti dalam penerapan reengineering adalah Computer Aided Design (CAD), Computer Aided Manufacture(CAM), Statistical Process Control(SPC), Bar Coding, dan Document Imaging. CAD membantu dalam perancangan produk-produk baru dengan lebih cepat, lebih mudah dan melakukan simulasi secara elektronik. CAM meliputi perencanaan dan penjadwalan produksi, penanganan bahan secara otomatis, dan pengendalian mutu dengan bantuan komputer. CAM memperbaiki perencanaan proses produksi sehingga mampu mengurangi waktu pemanasan dan jumlah persediaan. SPC merupakan pengendalian proses secara statistik untuk memantau tingkat penyimpangan dari kualitas yang diinginkan sehingga masalah-masalah kulaitas produksi dapat dikurangi dengan cepat. Bar Coding digunakan untuk mengurangi resiko kesalahan pengumpulan data. Document Imaging memungkinkan penyimpangan semua kertas kerja untuk suatu fungsi tertentu.
Perencanaan strategis bisnis harus dibentuk dengan mempertimbangkan teknologi informasi sehingga teknologi informasi mampu menjadi salah satu keunggulan kompetitif dalam perencanaan strategis. Reengineering membutuhkan penggunaan secara kreatif teknologi informasi. Reengineering akan sulit dilaksanakan jika tanpa memanfaatkan kemampuan teknologi informasi secara maksimal.
Permasalahan Dalam Struktur Organisasi Perusahaan
Realita yang harus dihadapi oleh organisasi adalah bahwa cara lama dalam penyelenggaraan bisnis dengan pembagian kerja di lingkungan perusahaan yang dikelola oleh Adam Smith tidak dapat dilaksanakan lagi. Dalam lingkungan sekarang ini tidak ada yang konstan atau dapat disamakan, baik mengenai masalah pertumbuhan pasar, permintaan konsumen, siklus hidup produk, laju pertumbuhan teknologi, dan sebagainya. Ada 3 ketentuan yang baik secara terpisah maupun kombinasi mendorong perusahaan memasuki kekuatan yang membuat para eksekutif menjadi takut. Ketiga kekuatan tersebut adalah pelanggan (customer), pesaing (competitors), dan perubahan (change). Pemenuhan pesanan dimulai saat seorang pelanggan menaruh pesanan, dan berakhir saat barang-barang disampaikan, termasuk segala sesuatu yang ada diantara keduanya, sehingga bukan produk melainkan proses penciptaan produk yang membawakan keberhasilan jangka panjang perusahaan.
Sedangkan struktur organisasi modern ditandai dengan adanya struktur tim kerja, dimana tim secara permanen maupun sementara membentuk hubungan lateral dan memecahkan masalah seluruh organisasi, ataupun membentuk cross functional team yang terdiri dari anggota-anggota dari departemen fungsional yang berbeda untuk memecahkan masalah-masalah dan meperluas kesempatan. Dan yang terakhir adalah pembentukan network organization yang merupakan suatu struktur organisasi yang baru tersebut diharapakan dapat merubah pola perilaku individual untuk semua level organisasi dalam hal :
· Komunikasi yang lebih terbuka
· Kerja sama yang baik
· Bertanggung jawab
· Mempertahankan cara pandang/filosofi organisasi
· Memecahkan masalah secara lebih efektif
· Memberikan dukungnan dan cepat tanggap terhadap situasi dan kondisi yang ada
· Adanya interaksi yang baik
· Adanya kemauan untuk mencoba
· Berpartisipasi
· Memperkenalkan aliran informasi
· Pengembangan-pengembangan lain.
· Karakteristik Organisasi Yang Efektif
Organisasi yang tidak efektif ditandai dengan terlalu banyaknya hirarki dalam organisasi, terjadi konflik antar departemen, dan tidak ada pendelegasian tugas-tugas kepada bawahan. Kondisis-kondisi inilah yang perlu diubah. Organisasi yang sukses di masa depan adalah yang mampu mendelegasikan proses pembuatan keputusan kepada karyawan di bawahnya dan adanya minimisasi kegiatan pengawasan, karena pengawasan, karena pengawasan tersebut melekat pada diri karyawan. Tenaga kerja yang semula dipandang sebagai salah satu faktor produksi yang perlu diefisienkan penggunaannya, sehingga perlu dilaksanakan konsep penugasan fraksional, telah bergeser menjadi suatu sistem produksi yang sistim kerjanya dirancang secara integral dan memperlakukan serta mengakui seluruh dimensi kemanusiaan tenaga kerja tersebut.
Tenaga kerja adalah mitra kerja pemilik perusahaan, dan para pimpinan adalah orang yang paling berpengaruh dalam mencapai visi bisnis jangka panjang. Tanpa adanya kerja sama yang saling menguntungkan antara pemilik, tenaga kerja, dan pemimpin, maka tidak akan tercapai produksi untuk kemakmuran bersama. Manajer harus mengerti penyempurnaan, mengerti tenaga kerja, dan mengerti produk. Sedang lingkungan organisasi harus berperan sebagai pemberi arah dan petunjuk bagi pelaksanaan sistem produksi tersebut.
Organisasi yang efektif adalah yang tidak birokratis, sehingga lebih fleksibel dan dapat bergerak lebih cepat. Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain :
· Minimisasi hirarki organisasi sehingga jarak antara pemimpin puncak dengan karyawan lebih pendek, yaitu dengan mengurangi middle management. Hal ini akan mempermudah komunikasi langsung pimpinan dengan karyawan sehingga tercapai kepercayaan antara pimpinan dengan karyawan dan antar karyawan itu sendiri.
· Mengurangi pengawasan, dengan memberikan tugas tersebut secara langsung kepada para karyawan, sehingga karyawan perlu dilatih baik keterampilan maupun mentalnya untuk dapat merumuskan permasalahan secara sistematis dan sederhana, serta mampu memecahkan masalah dengan tenang.
· Menggunakan tim kerja yang mampu bekerja secara mandiri, dan diberi tanggung hawab penuh untuk memberikan pelayanan kepada konsumen dan bertanggung jawab dalam perancangan dan pembuatan produk. Karyawan juga perlu diberi kekuasaan untuk melakukan kreasinya dan bebas mengatur tugasnya dalam tim. Selain itu karyawan perlu diberikan pelatihan silang sehingga ada suasana saling melatih antar anggota tim tersebut.
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Network Organization
Pembentukan struktur organisasi yang berbentuk shamerock atau sering kita kenal dengan istilah network organization merupakan salah satu jawaban dari kebutuhan organisasi untuk memasuki persaingan yang telah menjadi hyper competition. Dengan melakukan networking,organisasi diharapkan dapat mencapai perfomance yang lebih baik dan memberikan keuntungan bagi semua anggota network.
Network merupakan kaitan antar individu, antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok, untuk berkomunikasi dan berinteraksi untuk berbagi ide, masalah, dan informasi satu sama lain. Yang paling menentukan dalam network organization adalah berkomunikasi dan berinteraksi sehingga keberhasilan dan kelancaran pelaksanaannya dapat tercapai. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam networking, yaitu dengan outsourcing untuk mendapatkan tenaga kerja atau sumber daya lain dari luar, atau dengan strategic alliance, misalnya dengan joint venture atau sharing resources yang dalam hal ini khususnya untuk masalah sumber daya manusia.
Ada 2 macam networking organization, yaitu network internal dan network eksternal. Internal network dapat dibentuk dalam organisasi yang tidak terpaku pada hirarki, melainkan yang berciri flat, sehingga lebih fleksibel dan mempunyai contingency plans serta memungkinkan adanya keterbukaan. Selain itu, perlu adanya komunikasi yang baik, baik secara vertikal, horizontal ataupun lateral yang efektif dan efisien. Fungsi kepemimpinan merupakan elemen penting dalam pelaksanaan network internal sebagai agen perubahan. Kepercayaan yang baik akan kemampuan individu dalam organisasi (empowernet management) mutlak diperlukan untuk dapat memiliki competitive culture dan kesadaran untuk learning. Tantangan yang dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana menciptakan karakter sumber daya manusia yang bersifat positif, proaktif, adaptif dinamis, sistematis, dan memiliki interitas diri. Untuk itulah perlu pemberian kepercayaan terhadap hasil yang diterima tanpa campur tangan manajemen jajaran atas secara berlebihan.
External network dilakukan dengan membentuk beberapa jalinan kerja sama, misalnya kerja sama proyek, perjanjian lisensi dan royalty, joint venture, dan lain-lain. Atau dengan membentuk entitas bisnis baru. Sehingga tercipta suatu network yang berbentuk global alliance.
Dalam network eksternal, penempatan sumber daya manusia dalam network tersebut tidak dapat ditentukan hanya dengan mempertimbangkan pilihan satu partner dalam network tersebut, karena seringkali terdapat perbedaan preferensi sehubungan dengan kemampuan dan tipe sumber daya manusia yang akan ditempatkan. Yang perlu diperhatikan adalah kemampuan berinteraksi, beradaptasi, dan bernegosiasi untuk dapat menghadapi suasana kerja dengan dengan budaya yang berbeda dan iklim kerja yang berbeda pula. Oleh karena itu organisasi perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki secara tepat, dan mampu membuat rencana pengembangan organisasi dan penyelarasan sistem upah dan pemeliharaan.
Dalam network organization sering pula terjadi transfer sumber daya manusia yang ada di bawah kendali organisasi induk. Bila organisasi menempatkan sumber daya manusia dalam network yang dibentuk, maka perlu diperhatikan kemungkinan penarikannya kembali dan dampak dari penarikan tersebut. Perencanaan karir juga harus jelas dan harus disesuaikan dengan perencanaan karir dan prosedur administratif organisasi induk, karena penempatan secara sementara dalam network tersebut kemungkinan dianggap oleh sebagian sumber daya manusia sebagai kendala untuk tumbuh dan mengembangkan karirnya. Dan untuk keberhasilan network yang dibentuk, perlu adanya loyalitas pada proyek atau kegiatan yang sedang dilaksanakan dalam proyek tersebut.
Masih banyak lagi pembentukan network organization yang semuanya itu ditujukan untuk mendapatkan kekuatan dalam memasuki pasar global. Meskipun demikian yang paling penting dari organisasi adalah sumber daya manusia dengan sikap kerja yang prima. Keberhasilan dalam mengelola sumber daya manusia, yaitu mengelolao individu-inndividu dalam organisasi ditujukan untuk pemanfaatan individu secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi dan kepuasan kebutuhan individu tersebut. Yang dituntut dalam perusahaan yang melaksanakan networking adalah kemampuan menciptakan komunikasi, baik dalam tubuh organisasi maupun dengan mitra kerjanya, baik antar personil dalam suatu perusahaan maupun antara personil suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau antar satu perusahaan dengan perusahaan lain.
Penutup
Beberapa pendapat pengamat dan pakar yang juga dikuatkan dengan hasil studi empiris mengenai dampak teknologi informasi terhadap organisasi dan keunggulan bersaing menyatakan bahwa sedang dan akan terjadi transformasi organisasi dari hirarkis fungsional menjadi jaringan yang dimampukan oleh teknologi informasi.
Menghadapi era persaingan industri yang hyper-competitive dengan berbagai kondisi yang tidak pasti dan sulit diramalkan, organiasi harus bersifat dinnamis, fleksibel, dan cekatan. Kondisi yang sulit diramalkan ini membuat organisasi harus membuat berbagai perubahan untuk memenangkan persaingan, baik perubahan-perubahan dan perbaikan kecil dan terus-menerus, maupun perubahan besar, radikal, dan menyeluruh yang kita kenal dengan Business Process Reengineering, dimana dalam BPR ini manajer madya harus dikurangi karena menghambat hubungan antara top management dan karyawan pelaksana. Berbagai perubahan yang disebabkan oleh kegiatan reengineering, terutama yang berkaitan dengan sumber daya manusi dan struktur organisasinya antara lain :
· Unit kerja, dari departemen fungsional ke kelompok proses.
· Tugas, dari tugas-tugas sederhana ke pekerjaan yang multi dimensional.
· Peran manusia, yang semula adalah dikontrol menjadi diberi wewenang.
· Persiapan kerja, dari pelatihan menjadi pendidikan.
· Fokus pengukuran kerja dan kompensasi, dari penilaian aktivitas ke penilaian hasil.
· Manajer, yang semula penyelia menjadi pelatih.
· Eksekutif, dari pencatat angka menjadi pemimpin.
· Kriteria pengembangan, yang semula unjuk kerja menjadi kemampuan.
· Struktur organisasi, dari hirarkis-piramida menjadi datar (flat).
Khusus untuk perubahan struktur organisasi tersebut kini telah berkembangan menjadii struktur organisasi yang shamerock, yaitu dengan pembentukan network organization yang memaksimumkan perlunya komunikasi dan keterbukaan, sehingga organisasi benar-benar dapat dikelola secara profesional sebagai senjata ampuh dalam memenangkan persaingan.

Daftar Pustaka

Cascio, Wayne F. Human Managing Resources, Third Edition, McGraw Hill International, New York, 1992.
Davenport, Thomas H, Process Innovation : Reengineering Work through Information Technology, Harvard Bussiness Press, Boston, MA, 1993.
Drucker, Peter F., The Information Executives Trully Needs, Harvard Bussiness Review, January-February, 1995.
Hammer, Michael, and James Champy, Reengineering the Corporation : A Manifesto for Bussiness Revolution, Harper Collins Publishers, New York, 1993.
Henderson, John C., and N. Venkatraman, Strategic Allignment : A Model for Organizational Transformation via Information Technology, dalam Allen Thomas J, and Michael S. Scott Morton, Eds., Information Technology and The Corporation of The 1990s : Research Studies, Oxford University Press, New York, 1994.
McGee, James, and Laurence Prusak, Managing Information Strategically Increase Your Company As Competitiveness by Using Information as a Strategic Tool, Hrnst & Young Information Management Series, (New York : John Wiley & Son, Inc 1993). hal. 5.
Mc Lennan, Roy. Managing Organizational Change, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey, 1988.
Nolan, Richard L., and Davis C. Croson, Creative Destruction : A Six Stage Process for Transformation n the Organization, Harvard Bussiness School Press, Boston, MA, `1995.
Poesposoetjipto, Shanti L, Teknologi Informasi dan Interakasinya Dengan Dunia Bisnis : Makalah Seminar Sehari Perkembangan Teknologi Informasi dan Interaksinya dengan Lingkungan Bisnis, STIE “YO”, Yogyakarta, Mei, 1996.Seminar Sehari, Yogyakarta, Mei, 1996,
Rockart, J. F., and M. S. Scott Morton,”Implications of Changes in Information Technology for Corporate Strategy”, dalam Hax, Arnoldo C., Reading on Strategic Management, Berlinger Publisher, Cambridge, 1984.
Savage, Charles M., Fifth Generation Management : Integrating Enterprises through Human Networking, Digital Press, 1990.
Schemenrhorn Jr, JR. Managing For Productivity, Fourth Edition, John Wiley and Sons Inc, 1993.
Toffler, Alvin, The Third Wave, Bantam, 1980.

Kasus Transformasi Organisasi

Transformasi Budaya Korporasi Bank Mandiri


Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal organisasi, banyak organisasi melakukan penyesuaian dalam struktur maupun pengelolaannya dengan cara melakukan merger, akuisisi ataupun perubahan lainnya. Namun demikian, menurut Chatab (2007 : 1) berdasarkan penelitian sebanyak 90 persennya gagal memenuhi harapan. Kegagalan tersebut terutama karena konflik budaya organisasi. Hasil penelitian lain menyatakan bahwa 74 persen perusahaan atau organisasi mengalami ketidakberhasilan karena tidak memperhatikan faktor budaya.
Brown (1998 : 306) menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu kepada sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotasuatu organisasi, dan membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Tata nilai dalam budaya organisasi dapat berperan sebagai sumber kakuatan penting yang diyakini dan dianut secara luas dalam menghadapi tantangan perubahan lingkungan. Namun budaya organisasi dapat menjadi beban bagi keberhasilan apabila budaya organisasi tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya siatuasi lingkungan bisnis yang menuntut adanya adaptasi dan perubahan organisasi, namun di sisi lain budaya organisasi menginginkan tidak adanya perubahan dan mempertahankan status quo, maka organisasi akan mengalami inertia yang pada akhirnya dapat mengalami kemunduran.

@ Univ. Narotama Jam 11.00-end

Lama gak ngampus di kelas A (08.00-12.30) kelas pagi, hari ini hari kamis tgl 29 sept 2011.. Kangen juga.. Ngebahas pertama kali minum "air terjun Niagara" di Kos Klampis bareng Joe Rocker http://www.facebook.com/#!/profile.php?id=100000480146739 , Bagus http://www.facebook.com/#!/profile.php?id=100000485070639 , David http://www.facebook.com/#!/roy.provoss , Tebe http://www.facebook.com/#!/profile.php?id=100000033437003 , dan Anak Mabuk yg celananya sampai melorot melawti garis "gawang" Iga http://www.facebook.com/#!/iprastyo .. Mulai joget dangdut sampai kubam dengan sensual celana melawti garis "gawang" Iga, Tidur di kamar mandi Tebe, Muntah & terbaring di POM Pertamina Penulis sampai dakwah David.. Penuh kenangan saat mengingatnya.. Hingga "bom" a.k.a bolot Joe Rocker ke mulut Bagus.. Hahahahay..


Gb 1 : Kiri - Kanan (Iga, Tebe, David)
Gb 2 : Bagus
Gb 3 : (Penulis)
Gb 4 : Joe

Selasa, 27 September 2011

Tugas Managemen Strategi - PT. SAMSUNG ELECTRONICS INDONESIA


management strategic

Tugas Managemen Strategi

PT. SAMSUNG ELECTRONICS INDONESIA















Dosen :

Dr. Arasi Alimudin . SE . MM



Disusun Oleh :

Agus Setiawan ( 01208052 )

Hartomi Akbar .B. ( 01208058 )




PROGRAM STUDI MANAGEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA





A. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

Sebelum tahun 1997, Samsung lebih dikenal dengan reputasinya sebagai perusahan pembuat peralatan elektronik dengan produk-produk low-end. Perusahaan tersebut hanya dikenal sebagai imitator, bukan innovator karena memang tidak melakukan inosai-inovasi produk pada saat itu. Produk-produk kompetitif berdasar pada low cost yang direfleksikan dengan tenaga kerja yang murah. Samsung belum mempunyai brand value dan belum memiliki pasar internasional. Strategi yang dilakukannya pada saat itu adalah cost/ price leadership.

Ketika terjadi krisis ekonomi di Asia, Samsung mengalami kerugian yang besar, namun dia dapat merespon dengan sangat baik. Ia mengembangkan turnaround strategy, meskipun masih membawa kebudayaan tua Korea Inc yang tidak fleksibel. Samsung memperbaiki kualitas dan melakukan inovasi-inovasi produk.

Samsung berfokus pada pasar-pasar tertentu, ia memilih fokus pada pasar dengan permintaan terbesar, pasar Amerika yang perkembangannya tinggi, juga pada pasar yang pertumbuhannya cepat, yaitu China.

Yun Jong Yong, CEO Samsung, menggunakan cara tradisional untuk memperbaiki keadaan ekonomi Samsung pada saat itu. Ia memotong 30% biaya dalam 5 bulan. Untuk itu ia memberhentikan 30.000 dari 70.000 karyawan. Dan Juga membuang unit-unit yang tidak bermanfaat. Prestasi terbesar Yun adalah perubahan ke arah corporate culture.

Samsung kemudian berkembang menjadi perusahaan berskala internasional. Dimulai dari menyewa staf yang berpendidikan Amerika atau berpengalaman secara signifikan di USA. Tiga warga yang bukan berasal dari Korea Selatan menjadi anggota komisi direktur. Warga asing memiliki 60% saham dari grup. Perusahaan sekarang menghasilkan 70% dari pendapatannya di luar Korea Selatan, manufaktur di 14 negara, termasuk China dan Meksiko.

Samsung juga mengadakan partnership dengan American. Pada awal tahun 1997, Samsung hampir tidak berbisnis mobile phones di luar Korea Selatan, tapi kemudian setelah mengadakan partnership, Samsung memperoleh pesanan 1.8 juta handsets senilai $600 juta dari Sprint PCS Group. Reputasi Samsung sekarang adalah high-end mobile handsets dan berkembang sebagai supplier pada industri ini.

Setelah mengadakan partnership dengan beberapa perusahaan ternama seperti Best Buy, Radio Shack, dan Circuit City, Samsung lebih sukses dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2001 Samsung menjual produk-produk senilai $500, dan menargetkan penjualan $1 miliyar di tahun 2002. penjualan terbaiknya adalah DVD/VCR player dan mobile phone dan juga PDA.

Salah satu kunci sukses Samsung terletak pada desain. Teknologi dan desain pada Samsung sangat baik. Samsung memiliki 300 desainer bertalenta di Seoul dan empat kamtor desain di USA, Eropa, dan Jepang. Penekanan produknya adalah pada gaya, best practice, simple, dan respon yang cepat pada perubahan-perubahan pasar.






B. VISI, MISI, DAN TUJUAN PERUSAHAAN

1. Visi

Visi dari Samsung Electronics adalah menjadi pemimpin pergerakan konvergensi digital.

Samsung meyakini bahwa melalui inovasi teknologi saat ini, mereka akan menemukan solusi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan hari esok. Teknologi membuka kesempatan bagi bisnis untuk tumbuh, bagi warga negara di pasar yang sedang berkembang untuk hidup sejahtera dengan memasuki tahap ekonomi digital, dan agar masyarakat dapat menemukan peluang baru.

2. Misi

Misi dari Samsung Electronics adalah menjadi “digital-εCompany” yang terbaik.

Digital : menciptakan produk dan layanan teknologi yang memimpin industri.

menempatkan manajemen dan proses produksi yang paling efisien.

Company (perusahaan): mempertahankan fokus yang mantap untuk memperkuat organisasi demi terus menjadi pemimpin teknologi global dan perusahaan yang terpercaya dan bertanggung jawab.

3. Tujuan

Tujuan dari Samsung Electronics adalah mengembangkan teknologi yang inovatif dan proses efisien yang menciptakan pasar baru, memperkaya hidup semua orang, dan terus menjadikan Samsung sebagai pemimpin digital yang terpercaya.


C. MARKETING MIX PERUSAHAAN

1. Produk

Samsung lebih memilih untuk memciptakan produk-produk high-end yang tentu saja menawarkan stylish best-practice products. Produk-produk tersebut antara lain :

DRAM, SRAM, Flash memory, CDMA mobile phones, TFT-LCDs, Computer monitors, Big-screen TVs, VCRs, DVD players, MP3 players, Microwave ovens, dan lain-lain

2. Price

Samsung lebih menekankan pada kualitas produk, sehingga penentuan harga ditetapkan berdasarkan pada tingkat kualitas masing-masing produk tersebut.

3. Place

Berhubungan dengan pendistribusian produk kepada konsumen, Samsung tidak lagi menggunakan outlet-outlet distribusi yang murah seperti Wal-Mart dan Target, melainkan mempercayakannya pada level yang lebih tinggi Samsung upmarket seperti Best Buy dan Circuit City.

4. Promotion

Dalam rangka rebranding, Samsung telah mengurangi 55 agency periklanan dan hanya memusatkannya pada satu perusahaan. Samsung menandatangani kontrak $ 400 juta dengan Madison Avenue firm, Foote, Cone & Belding Worldwide. Perusahaan tersebut bertugas untuk menciptakan sebuah global brand image untuk Samsung yaitu sebagai pembuat stylish best-practice products.



D. ANALISIS INTERNAL PERUSAHAAN

Perusahaan berfokus pada lima aspek utama, yaitu:

1. Hardware

Samsung lebih menekankan untuk memproduksi Hardware dan memilih untuk tidak mengembangkan kepemilikan software dan

konten seperti musik, film dan video games. Meskipun software dinilai mempunyai profit margin yang lebih besar dan siklus hidup yang lebih lama. Namun, strategi Samsung adalah focus pada hardware dan perangkatnya dan berkolaborasi dengan provider konten ketika sudah tepat.

2. Integrasi vertical

Samsung melakukan outsource ke external supplier dan lebih serius pada kegiatan manufaktur yang mandiri. Samsung berpikir bahwa dengan menguasai manufaktur yang mandiri, maka akan dapat menghasilkan  advanced products. Oleh karena itu Samsung pun berani menginvestasikan dananya untuk pabrik chip.

Samsung juga sangat perhatian untuk menekan biaya serendah mungkin. Salah satunya terwujud dalam pemilihan lokasi, Samsung mengoperasikan 12 pabrik/manufakturdi China pada tahun 2003 dan juga India dengan tujuan mengambil keuntungan yang berlimpah dengan tarif upah kerja SDM yang murah terutama pada sektor teknologi.

Samsung sangat cerdik mencegah komoditas supaya tidak terjebak, yaitu dengan mengkostumisasi/mengkombinasikan produksi sebanyak mungkin. Sebagai contoh sebagian dari memori chip yang diproduksi adalah special order untuk Dell, Microsoft bahkan Nokia. Sebagai hasilnya, harga rata-rata Samsung adalah 17% diatas level industri. Begitu pula pada pasar telepon seluler. Sementara rata-rata bisnis elektronik lainnya melakukan outsource pada manufaktur dan focus pada core competencies nya, Samsung lebih fokus pada manufaktur sebagai kompeten utamanya.

3. Digital Product Innovation

Samsung sangat gemar melakukan inovasi, salah satu inovasinya yaitu dengan melakukan perubahan teknologi analog ke digital. Dengan fokus berinvestasi di produk teknologi digital, Samsung dapat memposisikan produk-produknya sebagai produk premium. Samsung juga menerapkan Sashimi Theory yaitu menjual dengan harga tinggi pada hari pertama disaat masih fresh, namun menurunkan harganya secara dramatis setelahnya karena produk sudah tidak lagi fresh.

4. Diversifikasi produk,

Samsung bertujuan untuk menaikkan harga dan profit margin dengan menjual produk-produk yang berkualitas tinggi, tidak hanya ditekankan pada teknologi baru, tapi juga desain. Ini membutuhkan strategi inovasi yang dapat menghasilkan produk-produk yang baru dan menarik. CEO Yun memutuskan bahwa Samsung hanya akan menjual produk-produk high-end, sehingga membutuhkan investasi dengan jumlah besar untuk penelitian. Penerapan inovasi desain tersebut tidak hanya untuk produk-produk final consumer, tapi pada input-input yang penting.

Oleh karena itu, diversifikasi produk membuat Samsung menjadi berbeda dari kompetitornya sehingga Samsung dapat masuk dalam setiap kategori elektronik. Diversivikasi memungkinkan Samsung ikut bermain di siklus chip yang juga dipakai oleh beberapa produsen elektronik lainnya. Dengan strategi memposisikan produk yang terperinci, maka Samsung akan semakin mudah untuk memasarkan kepada segmen yang tepat.

5. Digital-Convergence Strategy

Samsung memusatkan perusahaannya untuk bermain di produk teknologi digital. Ia pun berhasil berdiri sebagai leader dalam era digital.

Samsung’s Digital Convergence mengacu pada dua trend, yaitu menggabungkan beberapa teknologi ke dalam satu produk utama (major product) dan beberapa teknologi yang terhubung dalam satu jaringan. Sebagai contoh Palm OS yang digabungkan dengan Cell phone dan Cell phone yang digabungkan dengan kamera menjadi tipe SPH-i700. Dengan pemusatan pada teknologi digital, maka akan membawa kepada jaringan dimana-mana.

E. ANALISIS EKSTERNAL PERUSAHAAN

Samsung vs Sony

Sejak 2003 penjualan Sony cukup stagnan atau cenderung turun. Selain itu profitabilitas merosot sejak tahun 1997. Penyebabnya adalah Sony tidak pernah lagi meluncurkan produk-produk inovasi baru. Perusahaan tersebut gagal berinvestasi secara dini dan agresif dalam mengembangkan produk-produknya yang menyebabkan kalahnya persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain.

Lain halnya dengan Samsung, Samsung merupakan sebuah perusahaan yang tidak sebesar Sony namun menawarkan produk-produk unggulan dan berkinerja hebat. TV dan produk electronics Samsung juga dikenal karena kualitasnya yang bagus. Samsung menduduki peringkat pertama untuk semikonduktor dan cukup tinggi peringkatnya untuk monitor LCD dan TV LCD. Samsung berhasil menemukan tren utama dalam industri elektronik dan berinvestasi secara agresif. Oleh karena itu kondisi keuangan Samsung dapat dikatakan lebih baik daripada Sony

Sony memiliki sejarah meluas ke luar negeri yang lebih banyak daripada Samsung. Sony memiliki banyak pabrik produksi di luar negeri di seluruh dunia, Samsung memang kalah dari Sony dalam segala aspek globalisasi. Namun Samsung lebih sigap memanfaatkan peluang-peluang dan merancang strateginya, sebagai contoh strategi dalam menciptakan brand-marketing, dalam bidang sponsorship, R n D, dan desain produknya.

F. Identifikasi Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threat (Ancaman)

Strength (kekuatan)



Samsung memiliki brand-image yang melekat di masyarakat.



Samsung telah memprakarsai Era Digital.



Samsung menawarkan produk-produk yang berkualitas



Samsung senantiasa melakukan inovasi-inovasi pada perkembangan produknya



Teknologi yang diciptakannya mengikuti perkembangan jaman.



Desain produk-produk Samsung sangat baik dan diunggulkan.



Harga produk-produk Samsung bervariasi dan rata-rata terjangkau



Adanya diversifikasi produk



Samsung merupakan supplier high-end mobile handsets.



Samsung merupakan pemegang pangsa pasar global terbesar untuk tiga belas item di antara produk Samsung, termasuk semikonduktor, TFT-LCD, monitor dan ponsel CDMA.



Pada tahun 2008 Samsung menduduki posisi pertama dalam pasar ponsel AS, Menduduki posisi No.1 pangsa pasar TV dunia selama sembilan kali secara berturut-turut,



Dengan pandangan ke depan, Samsung telah membuat kemajuan bersejarah di bidang RnD lini semikonduktor, termasuk flash memori dan non-memori, semikonduktor khusus pesanan, DRAM dan SRAM, dan juga memproduksi LCD yang terbaik di kelasnya, telepon seluler, peralatan digital, dan lebih banyak lagi.



Samsung mengadakan partnership dengan Amerika dan perusahaan-perusahaan ternama.

Karena Salah satu kunci sukses Samsung terletak pada desain. Teknologi dan desain pada Samsung sangat baik. Samsung memiliki 300 desainer bertalenta di Seoul dan empat kamtor desain di USA, Eropa, dan Jepang. Penekanan produknya adalah pada gaya, best practice, simple, dan respon yang cepat pada perubahan-perubahan pasar.

Samsung juga mengadakan partnership dengan American. Pada awal tahun 1997, Samsung hampir tidak berbisnis mobile phones di luar Korea Selatan, tapi kemudian setelah mengadakan partnership, Samsung memperoleh pesanan 1.8 juta handsets senilai $600 juta dari Sprint PCS Group. Reputasi Samsung sekarang adalah high-end mobile handsets dan berkembang sebagai supplier pada industri ini.

strategi Samsung adalah focus pada hardware dan perangkatnya dan berkolaborasi dengan provider konten ketika sudah tepat.

diversifikasi produk membuat Samsung menjadi berbeda dari kompetitornya sehingga Samsung dapat masuk dalam setiap kategori elektronik. Diversivikasi memungkinkan Samsung ikut bermain di siklus chip yang juga dipakai oleh beberapa produsen elektronik lainnya

Weakness (Kelemahan)



Budaya Korea yang lebih menekankan hirerki yang dapat menghambat ide-ide kreatif atau pendapat yang berbeda



Budaya korporasi Korea yang tidak fleksibel.



Pengalaman dalam mengelola perusahaan global masih terbatas.



Adanya tekanan yang ketat pada karyawan untuk mencapai sasaran-sasaran yang membuat karyawan berusaha menjual teknologi rahasia Samsung kepada para pesaingnya.

Samsung juga sangat perhatian untuk menekan biaya serendah mungkin. Salah satunya terwujud dalam pemilihan lokasi, Samsung mengoperasikan 12 pabrik/manufakturdi China pada tahun 2003 dan juga India dengan tujuan mengambil keuntungan yang berlimpah dengan tarif upah kerja SDM yang murah terutama pada sektor teknologi.

menggunakan cara tradisional untuk memperbaiki keadaan ekonomi Samsung pada saat itu. Ia memotong 30% biaya dalam 5 bulan. Untuk itu ia memberhentikan 30.000 dari 70.000 karyawan. Dan Juga membuang unit-unit yang tidak bermanfaat

Opportunity (Kesempatan)



Produk-produk yang ditawarkan Samsung merupakan produk keperluan rumah tangga yang selalu dicari.



Adanya peningkatan permintaan masyarakat akan barang-barang elektronik yang sudah merupakan suatu kebutuhan.



Tingkat gengsi pada masyarakat yang selalu ingin memiliki produk elektronik terbaru dan tercanggih.



Pengaruh globalisasi yang mendorong pemasaran barang elektronik yang tiada batas.



Permintaan masyarakat pada produk-produk yang gaya, best practice, simple, dan respon yang cepat pada perubahan-perubahan pasar.

Samsung lebih memilih untuk memciptakan produk-produk high-end yang tentu saja menawarkan stylish best-practice products. Produk-produk tersebut antara lain :

DRAM, SRAM, Flash memory, CDMA mobile phones, TFT-LCDs, Computer monitors, Big-screen TVs, VCRs, DVD players, MP3 players, Microwave ovens, dan lain-lain

Samsung lebih menekankan pada kualitas produk, sehingga penentuan harga ditetapkan berdasarkan pada tingkat kualitas masing-masing produk tersebut.

Memanfaatkan produksi massal, sehingga biaya dapat ditekan dan dapat menawarkan harga yang murah.

Terus mengadakan partnership dengan perusahaan-perusahaan ternama untuk menghadapi pemasaran tiada batas.


Threat (Ancaman)



Adanya ketergantungan produk-produk lokal pada negara tertentu sehingga pasar sulit ditembus



Kekuatan merek lain yang lebih dahulu mengusai pasar



Munculnya produk-produk baru yang lebih inovatif dari perusahaan lain



Adanya produk-produk dari perusahaan lain yang menawarkan harga yang lebih murah dengan kualias yang tidak kalah bagus



Ketidakstabilan perekonomian tiap-tiap negara



Terjadinya krisis financial menyebabkan turunnya daya beli masyarakat



Era globalisasi yang dapat mendorong perusahaan Eropa masuk dan melakukan penetrasi pasar Asia.

Sony memiliki sejarah meluas ke luar negeri yang lebih banyak daripada Samsung. Sony memiliki banyak pabrik produksi di luar negeri di seluruh dunia, Samsung memang kalah dari Sony dalam segala aspek globalisasi

G. Analisis SWOT

Strategi SO



Selalu melakukan inovasi pada produk-produknya



Melakukan investasi lebih pada R n D untuk perkembangan produknya



Karena desain dan style merupakan kunci sukses Samsung, maka diperlukan adanya perekrutan desainer-desainer yang bertalenta



Memanfaatkan produksi massal, sehingga biaya dapat ditekan dan dapat menawarkan harga yang murah.



Terus mengadakan partnership dengan perusahaan-perusahaan ternama untuk menghadapi pemasaran tiada batas.

Strategi WO



Samsung perlu membuang bias Korea mereka dan merekrut lebih banyak bakat kreatif dari negara lain, karena sistem pendidikan di Korea tidak mendukung lahirnya insinyur dan manajer yang kreatif.



Mengubah gaya kepemimpinan Samsung yang kaku, sehingga menjadi lebih fleksibel dalam berinovasi.



Membeli/bekerja sama dengan perusahaan lain untuk memperoleh teknologi lanjut untuk lebih mempercepat kemajuan teknologi, namun sebelumnya harus mempelajari teknik-teknik merger dan akuisisi di luar negeri



Menjaga kesetiaan dan disiplin organisasi yang kuat.

Strategi ST



Secara aktif berinvestasi pada pemasaran dan distribusi.



Membuat brand-image Samsung lebih mendunia, sehingga konsumen lebih tertarik pada samsung.



Mengalokasikan sumber daya pemasarannya untuk meningkatkan citra merek



Terus menerus melakukan inovasi produk agar tidak kalah dengan kompetitor lainnya



Efisiensi produk dengan investasi perusahaan pada fasilitas produksi dan teknologi pemrosesan yang mengurangi biaya dan meningkatkan laba.



Perhatian lebih pada teknologi, kualitas, deferensiasi produk, dan kepeminpinan harga dengan tetap mengedepankan kualitas.



Memperluas pasar dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimilikinya.

Strategi WT



Menciptakan brand-image yang lebih kuat untuk menarik lebih banyak konsumen.



Selalu berinovasi dan tetap mengupayakan desain-desain yang menarik



Melakukan hubungan kerjasama yang lebih intensif untuk merambah pangsa pasar yang lebih luas.



Mengubah gaya manajemen menjadi lebih bersifat fleksibel sehingga dapat meningkatkan kreativitasnya.


kelebihan dan kelemahan dari produk samsung

kelebihan perusahaan samsung :

prinsip bisnis samsung untuk mewujudkan nilai-nilai kami

1. Kami mematuhi hukum dan standart etika

2. Kami menjaga budaya organisasi yang bersih

3. kami menghargai konsumen, pemegang saham dan perusahaan

4. kami adalah warga korporat yang bertanggung jawabsecara sosial

5. kami peduli akan lingkungan,kesehatan dan keamanan



kekurangan perusahaan samsung:

1. Produk yang dijual kebanyakan untuk kalangan menengah atas

2. Produk yang dihasilkan sangat sedikit pilihan modelnya

3. Nilai harga jual kembali terlalu rendah


TARGET PASAR


"Pertumbuhan pasar sebesar itu dinilai realistis, mengingat banyak vendor yang juga telah meluncurkan produk baru di kelas high end. Samsung optimis target pasar tersebut akan tercapai," ungkap Direktur Pemasaran PT SEIN, Lee Kang-Hyun di Jakarta, Rabu (25/2), saat meluncurkan produk baru SGH-X600.

"Produk baru Samsung dengan teknologi yang canggih akan ditawarkan dengan harga yang pantas, sesuai dengan kondisi di dalam negeri, sehingga masyarakat dapat memiliki produk baru itu dengan mudah," katanya.

Samsung SGH-X 600 menjadi tren di kalangan pengguna ponsel. Samsung berusaha untuk selalu mempersembahkan yang terbaik untuk pelanggannya, karena kepeloporan Samsung pada camera phone kali ini adalah dengan build in flash camera.

Produk baru itu memiliki rotating lens yang sangat memudahk penggunanya untuk mendapat angle yang diinginkan tanpa harus mengubah posisi kamera atau obyek yang hendak difoto.

"Disisi lain frame setting dan tone colour yang tersedia dari 15 pilihan bingkai yang berbeda dapat dijadikan sebagai latar belakang karya foto yang tersedia dalam enam pilihan seperti original, gray, negative, sepia, emboss dan sketch. Dengan fitur-fitur tersebut, pengguna dapat menghasilkan varian foto yang lucu dan unik, ditambah dengan kapasitas memori yang mencapai 9,3 mega byte," ungkapnya.

Menurutnya, minat masyarakat sangat tinggi terhadap kamera phone buatan Samsung yang memang memiliki varian-varian yang bagus dan menarik, apalagi tingkat harga yang ditawarkan juga disesuaikan dengan kondisi di dalam negeri.

Menurut Lee, perusahaan optimis peluncuran produk baru itu akan segera diminati masyarakat luas, sehingga bisa meraih penjualan yang cukup besar dalam tahun ini seperti yang telah terjadi pada SGH E-700 sebuah camera phone produk Samsung sebelumnya.

Mengenai pelaksanaan CDMA Samsung baik di Surabaya maupun di Jakarta, Lee Khang-Hyun mengatakan sampai saat ini masih diundurkan, karena pemasangan handset tersebut yang berasal dari Samsung harus disesuaikan dengan kondisi di dalam negeri.

"Samsung akan meluncurkan empat jenis CDMA seperti Camera phone dan full colour, dimana diperkirakan akan mendapat sambutan dari masyarakat luas," jelasnya.

Tabel analisa swot


Untuk mengetahui posisi perubahan digunakan 2 analisa yaitu analisa internal untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan dan analisa eksternal untuyk menganalisa peluang dan ancaman . terhadap factor – factor internal dan eksternal yang diidentifikasi tersebut , selanjutnya dilakukan pembobotan dan rating dengan menggunakan analisa matriks swot


Berdasarkan analisa internal dan eksternal , didapat kesimpulan kekuatan , kelemahan , peluang , dan ancaman perusahaan . bobot setiap faktor dari kekuatan , kelemahan , peluang , dan ancaman diberi nilai 1 atau nilai yang mendekati 1 , sedangkan untuk masing – masing reting factor akan diberi kriteria sebagai berikut :





Untuk rating faktor kekuatan diberi criteria :

1 = sedikit kuat

2 = agak kuat

3 = kuat

4 = sangat kuat


Untuk faktor kelemahan diberi kriteria :

1 = sedikit lemah

2 = agak lemah

3 = lemah

4 = sangat lemah


Untuk tabel peluang diberi kriteria :

1 = sedikit peluang

2 = agak peluang

3 = peluang

4 = sangat berpeluang


Untuk rating faktor ancaman diberi kriteria :

1 = sedikit mengancam

2 = agak mengancam

3 = mengancam

4 = sangat mengancam

Hasil pembobotan dan pemberian nilai rating setiap unsur matriks swot sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini :





Kekuatan


Masalah
Nilai
Bobot
Rating
Skor

Memiliki brand image yang melekat dimasyarakat
3
0,10
4
0,4

Telah memprakarsai era digital
2
0,06
2
0,12

Menawarkan produk yang berkualitas
4
0,13
3
0,39

Melakukan inovasi pada perkembangan produk
2
0,06
2
0,12

Teknologi yang diciptakan mengikuti perkembangan jaman
2
0,06
2
0,12

Disain produk samsung sangat baik dan diunggulkan
2
0,06
3
0,18

Harga produk bervariasi dan terjangkau
4
0,13
3
0,39

Adanya diversivikasi produk
2
0,06
2
0,12

Merupakan supplier high-end mobile handsets
2
0,06
2
0,12

Pemegang pangsa pasar global terbesar untuk 13 belas item diantara produk Samsung , termasuk semi konduktor , TFT – LCD , monitor dan ponsel cdma
3
0,10
4
0,4

Telah membuat kemajuan bersejarah dibidang RnD lini semikonduktor termasuk flash memory dan non memory
2
0,06
2
0,12

Mengadakan partnership dengan amerika dan perusahaan ternama
3
0,10
3
0,39


29
0,98
32
2,87




Kelemahan


Masalah
Nilai
Bobot
Reting
Skor

Budaya korea yang lebih menekankan hirarki yang menghambat ide kreatif
1
0,25
3
0,75

Budaya korporasi korea yang tidak fleksibel
2
0,25
2
0,5

Pengalaman dalam mengolah perusahaan global masih terbatas
2
0,25
3
0,75

Adanya tekanan yang ketat pada karyawan untuk mencapai sasaran
2
0,25
3
0,75


8
1
11
3,125



Peluang


Masalah
Nilai
Bobot
Rating
Skor

Produk yang ditawarkan merupakan produk keperluan rumah tangga yang sering dicari
3
0,27
4
1,08

Peningkatan permintaan masyarakat akan barang elektronik yg sudah merupakan kebutuhan
3
0,27
4
1,08

Tingkat gengsi yang selalu memiliki produk elektronik yang terbaru
2
0,18
3
0,54

Pengaruh globalisasi yang mendorong pemasaran barang elektronik tidak terbatas .
3
0,27
3
0,81


11
0,99
14
3,51




Ancaman


Masalah
Nilia
Bobot
Rating
Nilai

Adanya ketrgantungan produk lokal pada negara tertentu sehingga pasar sulit ditenbus
4
0,2
3
0,6

Kekuatan merek lain yang lebih dulu menguasai pasar
4
0,2
3
0,6

Munculnya produk baru yang lebih inovatif
3
0,15
3
0,45

Adanya produk perusahaan lain yang menawarkan denga harga murah
3
0,15
2
0,3

Ketidakstabilan perekonomian tiap – tiap negara
2
0,1
2
0,2

Terjadinya krisis financial yang menyebabkan turunnya daya beli masyarakat
2
0,1
2
0,2

Era globalisasi yang mendorong perusahaan eropa masuk dan melakukan penetrasi pasar asia .
2
0,1
1
0,2


20
1
16
2,47






Analisis matrix swot


Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis internal dan eksternal pada tabel diatas , hasilnya dapat dirangkum sebagai berikut :


- skor total kekuatan 2,87

- skor total kelemahan 3,125

- skor total peluang 3,51

- skor total ancaman 2,47



berpijak dari skor total , maka penentuan posisi PT . samsung dapat digambarkan sebagai matrik swot yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini .

dan untuk mencari koordinatnya , dapat dicari dengan cara sebagai berikut :


koordinat analisis internal


( skor total kekuatan – skor total kelemahan ) : 2 =


( 2,87 – 3,125 ) : 2 = -1


Koordinat analisis eksternal


( skor total peluang – skor total ancaman ) : 2 =


( 3,51 – 2,47 ) : 2 = 1


Jadi titik koordinat terletak pada ( -1 , 1 )


Grafik diagram swot





Kesimpulan


Berdasrkan bobot dan rating setiap unsur matrik swot sebagaimana disajikan diatas dapat diketahui bahwa posisi perusahaan pada sa’at ini berada di kuadran IV , yaitu kuadran combination yang terletak pada titik – titik koordinat ( -1 , 1 ) .


Kuadran
Posisi titik
Luas matrix
Ranking
Prioritas strategi

I
( 2,87 ; 3,12 )
8,9
2
Penciutan

II
( 3,12 ; 3,51 )
10
1
Kombinasi

III
( 3,51 ; 2,47 )
8,6
3
Growth

IV
( 2,47 ; 2;87 )
7
4
Stabilitas



Setelah diketahui titik pertemuan diagonal – diagonal tersebut maka posisi unit usaha diketahui pada kuadran IV sehingga mempunyai strategi yang lebih baik dan penyempurnaan analisis dengan menghitung luasan wilayah pada tiap kuadran .

- pada kuadran I ( S O strategi ) strategi umum yang dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengambil kesempatan yang ada .

- pada kuadran II ( W O strategi ) perusahaan dapat membuat keunggulan sebagai acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan .

- pada kuadran III ( W T strategi perusahaan dapat meminimalkan kelemahan untuk menghadapi ancaman .

- pada kaudran I V ( S T strategi ) menjadikan kekuatan untuk menghadapi ancaman dengan menciptakan peluang.

Berdasarkan diagram bobot dan rating setiap unsur matrik swot sebagaimana disajikan diatas dapat diketahui bahwa posisi perusahaan pada sa’at ini berada pada kuadran II yaitu kuadran kombinasi dimana strategi umum yang dapat dilakukan perusahaan adalah membuat keunggulan sebagai acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan ..






pengembangan produk







usaha patungan


penetrasi pasar



pengurangan


pengembangan pasar


penciutan


integrasi horizontal



likuidasi



penciutan bisnis



integrasi kebelakang

pengurangan



penciutan bisnis






































penciutan bisnis



pengembangan pasar

pengembangan produk


penetrasi pasar


likuidasi




pengembangan produk

pengurangan



integrasi horizontal


outshorching



penciutan bisnis


diversi konglomerat






usaha patungan












































I. Saran

Penulis memberikan saran sebagai berikut :



Terus-menerus melakukan inovasi produk karena teknologi selalu berkembang dan tuntutan konsumen yang semakin tinggi.



Mengembangkan atau berinvestasi yang besar pada R n D dalam rangka pengembangan produk baru dan efisiensi produk.



Menciptakan produk-produk baru dengan harga yang kompetitif.



Tidak terlalu memberi tekanan kepada karyawannya agar mereka dapat lebih berfikir kreatif dan juga dapat meningkatkan kesetiaan pada perusahaan.



Merekrut orang-orang yang berkompeten dari negara lain dengan opini beragam dan ide-ide kreatif.


Analisa daya tarik konsumen

Analisa ini dilakukan untuk mengukur daya tarik konsumen terhadap produk samsung baik dari konsumen yang sudah membeli dan yang akan membeli . pendekatan ini menggunakan faktor – faktor eksternal yang yang mempengaruhi daya tarik konsumen .

6 faktor eksternal yang mempengaruhi daya tarik konsumen adalah :

- produk yang diperlukan dalam rumah tangga

- situasi persaingan dengan produk lain

- tingkat gengsi akan harga dan kualitas produk

- peningkatan permintaan masyarakat

- pengaruh persaingan harga dengan produk lain

- pengaruh produk yang inovatif

- pengaruh teknologi yang mengikuti perkembangan jaman

pengukuran daya tarik konsumen ini dilakukan dengan cara melakukan rating pada elemen yang menjadi faktor eksternal . kemudian dilakukan pembobotan dan selanjutnya ditentukan nilai dari masing – masing elemen .

dalam menentukan reting , digunakan kategori sebagai berikut :

1 = sangat ingin membeli

2 = ingin membeli

3 = netral

4 = tidak ingin membeli

5 = sangat tidak ingin
Keterangan
Nilai
Bobot
Rating
Nilai

Produk yang diperlukan dalam rumah tangga
4
0,2
3
0,6

Situasi persaingan dengan produk lain
4
0,2
3
0,6

Tingkat gengsi akan harga dan kualitas produk
3
0,15
3
0,45

Peningkatan pearmintaan masyarakat
3
0,15
2
0,3

Pengaruh persaingan harga dengan produk lain
2
0,1
2
0,2

Pengaruh produk yang inovatif
2
0,1
2
0,2

Pengaruh teknologi yang mengikuti perkembangan jaman
2
0,1
1
0,2


20
1
16
2,47



Analisa daya saing produk

Selanjutnya dapat dilakukan analisa terhadap daya saing perusahaan dalam industri . analisa ini mempunyai tujuan untuk mengetahui daya saing perusahaan relatif dalam industri produk elektronik , khususnya terhadap industri dalam negeri . faktor yang menjadi dasar pertimbangan dalam analisa ini adalah :

- pangsa pasar

- biaya per unit produk

- jenis dan jumlah item

- reputasi perusahaan

- kapasitas produksi

- efisiensi

- provit margin

- pelayanan

- waktu pengiriman

- kualitas produk


pengukuran daya saing perusahaan dilakukan dengan cara yang sama yaitu menentukan rating dari masing – masing elemen terdahulu , kemudian dilakukan pembobotan dan selanjutnya ditentukan nilai dari masing – masing elemen tersebut . rating dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara produk samsung dengan produk pesaingnya . skala yang digunakan sama dengan skala pada analisa daya tarik industri . perh itungan hasil dari analisa daya saing perusahaan dapat dilihat sebagai berikut .



Keterangan
Nilai
Bobot
Rating
Nilai

Pangsa pasar
3
0.12
3
0.36

Biaya per unit produk
1
0.04
1
0.04

Jenis dan jumlah item
3
0.12
3
0.36

Reputasi perusahaan
2
0.08
2
0.16

Kapasitas produksi
4
0.16
4
0.64

Efisiensi
2
0.08
2
0.16

Provit margin
2
0.08
2
0.16

Pelayanan
3
0.12
3
0.36

Waktu pengiriman
3
0.12
3
0.36

Kualitas produk
2
0.08
2
0.16


25
1
25
2.76



Setelah dihitung dapat diketahui nilai rata – rata tertimbang dan daya saing perusahaan terhadap pesaingnya .


Kesimpulan

Setelah dilakukan perhitungan pada dua pendekatan analisa diatas , maka dapat dibuat pemetaan produk sebagai berikut :

Diketahui bahwa produk samsung dipasar konsumen dengan daya tarik yang tergolong sedang tetapi menuju rendah 2.47 . daya tarik industri tergolong sedang 2.76 mengarah ke tinggi.

Posisi ini membawa implikasi sebagai berikut :

A . aspek analisa daya tarik konsumen

Secara relatif produk samsung berada pada posisi sedang tetapi tergolong rendah 2.47 artinya produk ini Masih belum cukup menarik minat konsumen terutama dari segi harga yang dipengaruhi oleh kestabilan suatu negara . hal lain yang bisa menarik konsumen adalah produk samsung adalah produk yang digunakan sehari – hari dalam rumah tangga .


B . aspek analisa daya saing produk .

Dari aspek ini dapat diketahui posisi persaingan perusahaan relatif terhadap pesaing utamanya dipasar domestik . terlihat bahwa posisi persaingan perusahaan sangat tinggi terhadap pesaing terlihat berada pada posisi sedang menuju ke tinggi . hal ini dapat dilihat dari beberapa hal yaitu : kualitas produk , harga produk , dan citra dari perusahaan . jadi kondisi perusahaan dalam segi persaingan masih memiliki keunggulan .




Reinventing samsung

Hasil analisa memberikan gambaran bahwa kondisi samsung berada pada kuadran 4 yaitu kombinasi . hal ini terjadi karena samsung menjadikan kekuatan untuk menghadapi ancaman dengan menciptakan peluang. Permasalahan yang ada dari awal dan belum dapat diselesaikan adalah masalah koordinasi , efisiensi produk dan Adanya tekanan dari atasan untuk mencapai target .


The typical of samsung triangel issues

dalam mengatasi permasalahan samsung ada tiga hal pokok yang merupakan kunci utama untuk mempertahankan kelangsungan usaha samsung yaitu :

- hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah : kemampuan sikap mental seluruh pegawai termasuk

direksi , karyawan yang kurangnya berkomunikasi sehingga hasil kinerja dari para karyawan kurang

memuaskan .

- variabel di pemasaran yang perlu mendapat perhatian dan dilakukan pembaruan adalah organisasi ,

relationship management , segmentasi pasar , sistem insentiv penjualan dan evaluasi , agar tidak terjadinya tekanan kinarja dari atsan untuk mencapai target .

- variabel diproduksi yang merupakan indikator penyebab masalah diantara organisasi , proses ,

efisiensi produk , pelatihan dan sistem pengawasan .


Business recovery

berdasarkan ketiga hal pokok yang tersebut diperlukan suatu perubahan yaitu berupa revormasi pemulihan kembali usaha . Dalam hal ini faktor yang menentukan sebagai terapi yaitu :

- sebagai upaya untuk meraih kembali minat konsumen dengan strategi bisnis berupa kemampuan

penetrasi pasar , mengembalikan pelanggan dan membuat pelanggan menjadi loyal , serta

memperkuat penelitai pasar .

- investasi menggunakan pola pandanaan melalui privatisiasi , hal ini dikarenakan kemampuan cash

flow yang msih lemah , penyempurnaan dalam hal tehnis pengelolaan keuangan , investasi yang

mampu memberikan jaminan kelayakan usaha , dan teknologi yang dapat menjamin adanya efisiensi .

- memulihkan kembali produksi , teknologi yang bisa memberikan jaminan pengurangan biaya ,

memberdayakan departemen penelitian dan peangembangan serta pengawasan rutin .

- rekruitmen pegawai harus melalui seleksi yang ketat disesuaikan dengan kebutuhan , penempatan ,

posisi , spesialisasi , sistem panggajian dan jalur karier yang jelas , pelatihan yang terprogram serta

pemberdayaan hasil pelatihan .





Aktifitas , Output , Outcome , Impact


Berikut aktifitas output , outcome ,impact dari PT . SAMSUNG


1 . Aktifitas : Menciptakan produk handphone pintar

2 . Output : Samsung Android sseri Galaxy

3 . Outcome : Daya tarik masyarakat/customer semakin meningkat

4 . Impact : Sales dan laba perusahaan meningkat



Unit
Key Performance Indicator

(KPI)
Ukuran
Base

line


Sasaran
Realisasi
% Pencapaian
SkorKinerja

Hasil
Waktu
Hasil
Waktu

1. Product
Dayatarikmasyarakat/customer semakinmeningkat
Semakinbanyakmasyarakatygmengenalhandphone Samsung ygdilihatdarijumlahpemakaihandphone Galaxy
0
14 m
1 thn
14 m
1thn
100 %


SkorKinerja Total



SkorKinerja Rata-Rata(SkorKinerjaTotal ÷ Jumlah KPI)





CREATED BY : HARTOMI AKBAR BASORY

AGUS SETIAWAN

Etika bisnis: Monopoli – Kasus PT. Perusahaan Listrik Negara

Sumber :
http://lppcommunity.wordpress.com/2009/01/08/etika-bisnis-monopoli-kasus-pt-perusahaan-listrik-negara/
 http://hendrymeilano87.blogspot.com/2009/11/tugas-etika-bisnis-kelompok-monopoli.html
fkunhas.com


A. Latar belakang masalah

PT. Perusahaan Listrik Negara Persero (PT. PLN) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberikan mandat untuk menyediakan kebutuhan listrik di Indonesia. Seharusnya sudah menjadi kewajiban bagi PT. PLN untuk memenuhi itu semua, namun pada kenyataannya masih banyak kasus dimana mereka merugikan masyarakat. Kasus ini menjadi menarik karena disatu sisi kegiatan monopoli mereka dimaksudkan untuk kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai UUD 1945 Pasal 33, namun disisi lain tindakan PT. PLN justru belum atau bahkan tidak menunjukkan kinerja yang baik dalam pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat.

B. Pengertian monopoli

Monopoli adalah suatu situasi dalam pasar dimana hanya ada satu atau segelintir perusahaan yang menjual produk atau komoditas tertentu yang tidak punya pengganti yang mirip dan ada hambatan bagi perusahaan atau pengusaha lain untuk masuk dalam bidan industri atau bisnis tersebut. Dengan kata lain, pasar dikuasai oleh satu atau segelintir perusahaan, sementara pihak lain sulit masuk didalamnya. Karena itu, hampir tidak ada persaingan berarti.

Secara umum perusahaan monopoli menyandang predikat jelek karena di konotasikan dengan perolehan keuntungan yang melebihi normal dan penawaran komoditas yang lebih sedikit bagi masyarakat, meskipun dalam praktiknya tidak selalu demikian. Dalam ilmu ekonomi dikatakan ada monopoli jika seluruh hasil industri diproduksi dan dijual oleh satu perusahaan yang disebut monopolis atau perusahaan monopoli.

C. Jenis monopoli

Ada dua macam monopoli. Pertama adalah monopoli alamiah dan yang kedua adalah monopoli artifisial. Monopoli alamiah lahir karena mekanisme murni dalam pasar. Monopoli ini lahir secara wajar dan alamiah karena kondisi objektif yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang menyebabkan perusahaan ini unggul dalam pasar tanpa bisa ditandingi dan dikalahkan secara memadai oleh perusahaan lain. Dalam jenis monopoli ini, sesungguhnya pasar bersifat terbuka. Karena itu, perusahaan ain sesungguhnya bebas masuk dalam jenis industri yang sama. Hanya saja, perusahaan lain tidak mampu menandingi perusahaan monopolistis tadi sehingga perusahaan yang unggul tadi relatif menguasasi pasar dalam jenis industri tersebut.

Yang menjadi masalah adalah jenis monopoli yang kedua, yaitu monopoli artifisial. Monopoli ini lahir karena persekongkolan atau kolusi politis dan ekonomi antara pengusaha dan penguasa demi melindungi kepentingan kelompok pengusaha tersebut. Monopoli semacam ini bisa lahir karena pertimbangan rasional maupun irasional. Pertimbangan rasional misalnya demi melindungi industri industri dalam negeri, demi memenuhi economic of scale, dan seterusnya. Pertimbangan yang irasional bisa sangat pribadi sifatnya dan bisa dari yang samar-samar dan besar muatan ideologisnya sampai pada yang kasar dan terang-terangan. Monopoli ini merupakan suatu rekayasa sadar yang pada akhirnya akan menguntungkan kelompok yang mendapat monopoli dan merugikan kepentingan kelompok lain, bahkan kepentingan mayoritas masyarakat.

D. Ciri pasar monopoli

Adapun yang menjadi ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:

Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan. Dari definisi monopoli telah diketahui bahwa hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Dengan demikian barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh perusahaan monopoli itu, dan konsumen tidak dapat berbuat suatu apapun didalam menentukan syarat jual beli.
Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat digantikann oleh barag lain yang ada didalam pasar. Barang-barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip yang dapat menggantikan.
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk kedalam industri. Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut.
Dapat mempengaruhi penentuan harga. Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual didalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga.
Promosi iklan kurang diperlukan. Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan didalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Walau ada yang menggunakan iklan, iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, melainkan untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

E. Undang-undang tentang monopoli

Terlepas dari kenyataan bahwa dalam situasi tertentu kita membutuhkan perusahaan besar dengan kekuatan ekonomi yang besra, dalam banyak hal praktik monopoli, oligopoli, suap, harus dibatasi dan dikendalikan, karena bila tidak dapat merugikan kepentingan masyarakat pada umumnya dan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Strategi yang paling ampuh untuk itu, sebagaimana juga ditempuh oleh Negara maju semacam Amerika, adalah melalui undang-undang anti-monopoli.

Di Indonesia untuk mengatur praktik monopoli telah dibuat sebuah undang-undang yang mengaturnya. Undang-undang itu adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-undang ini menerjemahkan monopoli sebagai suatu tindakan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Sedangkan praktik monopoli pada UU tersebut dijelaskan sebagai suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. UU ini dibagi menjadi 11 bab yang terdiri dari beberapa pasal.

F. Rumusan masalah

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang bergerak di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusinya. Dalam hal ini PT. PLN sudah seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat, dan mendistribusikannya secara merata.

Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis monopoli murni. Hal ini ditunjukkan karena PT. PLN merupakan penjual atau produsen tunggal, produk yang unik dan tanpa barang pengganti yang dekat, serta kemampuannya untuk menerapkan harga berapapun yang mereka kehendaki.

Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga. Dapat disimpulkan bahwa monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian Indonesia akan ditopang oleh 3 pemain utama yaitu koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan swasta yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta intervensi pemerintah, serta pengakuan terhadap hak milik perseorangan. Penafsiran dari kalimat “dikuasai oleh negara” dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi utamanya dalam bentuk kemampuan untuk melakukan kontrol dan pengaturan serta memberikan pengaruh agar perusahaan tetap berpegang pada azas kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN adalah:

Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang.

Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

G. Monopoli PT. PLN ditinjau dari teori etika deontologi

Konsep teori etika deontologi ini mengemukakan bahwa kewajiban manusia untuk bertindak secara baik, suatu tindakan itu bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri dan harus bernilai moral karena berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu. Etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan watak yang baik dari pelaku.

Dalam kasus ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sesungguhnya mempunyai tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti dengan perbuatan atau tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi kebutuhan listrik secara adil dan merata. Jadi menurut teori etika deontologi tidak etis dalam kegiatan usahanya.

H. Monopoli PT. PLN ditinjau dari teori etika teleologi

Berbeda dengan etika deontologi, etika teleologi justru mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dalam kasus ini, monopoli di PT. PLN terbentuk secara tidak langsung dipengaruhi oleh Pasal 33 UUD 1945, dimana pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara untuk kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Maka PT. PLN dinilai etis bila ditinjau dari teori etika teleologi.

I. Monopoli PT. PLN ditinjau dari teori etika utilitarianisme

Etika utilitarianisme adalah teori etika yang menilai suatu tindakan itu etis apabila bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang. Tindakan PT. PLN bila ditinjau dari teori etika utilitarianisme dinilai tidak etis, karena mereka melakukan monopoli. Sehingga kebutuhan masyarakat akan listrik sangat bergantung pada PT. PLN.

J. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah melakukan tindakan monopoli, yang menyebabkan kerugian pada masyarakat. Tindakan PT. PLN ini telah melanggar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

K. Saran

Untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat secara adil dan merata, ada baiknya Pemerintah membuka kesempatan bagi investor untuk mengembangkan usaha di bidang listrik. Akan tetapi Pemerintah harus tetap mengontrol dan memberikan batasan bagi investor tersebut, sehingga tidak terjadi penyimpangan yang merugikan masyarakat. Atau Pemerintah dapat memperbaiki kinerja PT. PLN saat ini, sehingga menjadi lebih baik demi tercapainya kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat banyak sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33.